Teknik ambush dalam pemasaran merujuk pada strategi di mana sebuah perusahaan atau merek mencoba untuk mengambil keuntungan dari suatu acara atau situasi tertentu tanpa menjadi sponsor resmi acara tersebut. Dalam teknik ini, perusahaan atau merek berusaha menciptakan asosiasi dengan acara atau situasi tersebut tanpa harus membayar biaya sponsor resmi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan eksposur dan perhatian tanpa menghabiskan sejumlah besar uang untuk menjadi sponsor resmi.
Maka dapat dilihat bahwa Teknik Ambush Marketing adalah teknik pemasaran di mana perusahaan atau merek mencoba memanfaatkan eksposur yang diberikan kepada suatu acara atau situasi tertentu tanpa menjadi sponsor resmi atau membayar biaya sponsor resmi. Tujuannya adalah untuk menciptakan asosiasi positif antara merek dan acara tersebut, seringkali dengan cara yang provokatif atau kreatif, tanpa harus mengikuti pedoman yang diberlakukan oleh sponsor resmi.
Gambar : Penulis dalam sebuah kegiatan dengan mahasiswa
Latar belakang teknik ambush dalam pemasaran dapat ditelusuri kembali ke berbagai acara olahraga besar, seperti Olimpiade atau Piala Dunia FIFA. Pada acara-acara semacam itu, biasanya ada banyak sponsor resmi yang membayar mahal untuk hak eksklusif dalam kategori tertentu, misalnya, sponsor bir resmi atau sponsor pakaian resmi. Namun, beberapa perusahaan atau merek yang tidak menjadi sponsor resmi juga ingin terlibat dan mendapatkan manfaat dari popularitas acara tersebut.
Salah satu contoh terkenal dari teknik ambush dalam pemasaran adalah pada Olimpiade 1996 di Atlanta, di mana Nike, yang bukan sponsor resmi acara tersebut, meluncurkan kampanye pemasaran agresif yang terkait dengan acara tersebut. Mereka mengambil keuntungan dari popularitas Olimpiade tanpa membayar biaya sponsor resmi.Mereka meluncurkan kampanye pemasaran yang sangat mencolok dan mengambil keuntungan dari popularitas Olimpiade tanpa menjadi sponsor resmi. Berikut beberapa hal yang dilakukan Nike dalam kampanye ambush marketing mereka:
- Menggunakan Atlet Terkenal: Nike memiliki sejumlah besar atlet terkenal yang mereka sponsori, dan mereka memanfaatkan hubungan ini. Mereka menampilkan atlet-atlet seperti Michael Jordan, Charles Barkley, dan Andre Agassi dalam iklan-iklan mereka yang berjalan selama Olimpiade. Ini memberikan kesan bahwa atlet-atlet tersebut berpartisipasi dalam Olimpiade, meskipun mereka hanya berkompetisi dalam turnamen yang terpisah.
- Kampanye Iklan yang Provokatif: Nike meluncurkan serangkaian iklan yang berfokus pada semangat persaingan dan semangat olahraga, tetapi tanpa menyebutkan kata “Olimpiade” secara eksplisit. Mereka menggunakan tagline “You Don’t Win Silver, You Lose Gold” yang sangat kuat dan menggugah perasaan, meskipun mereka tidak menyebutkan acara Olimpiade secara langsung.
- Membuat Gerai Khusus: Nike membuka gerai toko khusus yang disebut “Nike Center” di Atlanta selama Olimpiade. Meskipun tidak menjadi sponsor resmi, gerai ini menampilkan produk-produk Nike dan menciptakan pengalaman berbelanja yang terkait dengan Olimpiade.
- Pemberian Produk Gratis: Nike juga dikabarkan memberikan sepatu dan pakaian Nike secara gratis kepada atlet-atlet Olimpiade yang mereka sponsori. Ini tidak hanya menciptakan hubungan positif dengan atlet-atlet tersebut tetapi juga mendapatkan eksposur media tambahan
Teknik ambush dapat menjadi kontroversial karena dapat dianggap tidak etis oleh beberapa pihak, terutama oleh penyelenggara acara dan sponsor resmi yang telah mengeluarkan banyak uang untuk hak eksklusif. Namun, teknik ini juga dapat menjadi efektif dalam membangun kesadaran merek dan menarik perhatian konsumen.
Saat ini, banyak perusahaan menggunakan teknik ambush dalam berbagai acara besar, seperti festival musik, pertandingan olahraga, dan acara hiburan lainnya. Mereka mencoba untuk menciptakan hubungan positif dengan acara tersebut tanpa harus membayar biaya sponsor resmi, yang seringkali sangat mahal
Teknik ambush marketing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan atau merek yang memilih untuk menggunakannya:
Kelebihan Ambush Marketing:
- Biaya Lebih Rendah: Salah satu kelebihan utama dari ambush marketing adalah biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan menjadi sponsor resmi. Perusahaan tidak perlu membayar biaya sponsor yang tinggi, yang seringkali sangat mahal.
- Fleksibilitas Kreatif: Ambush marketing memberikan perusahaan kebebasan untuk berkreasi dalam menciptakan kampanye pemasaran mereka. Mereka dapat menyesuaikan pesan dan kreativitas mereka sesuai dengan acara atau situasi tertentu tanpa harus mematuhi pedoman sponsor resmi.
- Mendapatkan Perhatian: Jika dilakukan dengan baik, ambush marketing dapat menciptakan perhatian besar dari media dan konsumen karena sifatnya yang provokatif atau unik. Ini dapat membantu membangun kesadaran merek.
Kekurangan Ambush Marketing:
- Kontroversial: Ambush marketing seringkali dianggap kontroversial dan tidak etis oleh penyelenggara acara dan sponsor resmi. Hal ini dapat mengakibatkan respon negatif dan bahkan tindakan hukum jika pelanggaran hak eksklusif terjadi.
- Kemungkinan Tuntutan Hukum: Pihak yang menjadi sponsor resmi acara atau memiliki hak eksklusif dapat mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang terlibat dalam ambush marketing, yang dapat berakhir dengan biaya hukum yang tinggi.
- Risiko Merusak Hubungan:** Ambush marketing dapat merusak hubungan perusahaan dengan penyelenggara acara atau sponsor resmi, dan ini dapat memiliki dampak jangka panjang pada citra merek.
- Kurangnya Kontrol: Karena perusahaan tidak memiliki kendali atas acara atau situasi yang mereka coba eksploitasi, mereka mungkin tidak dapat mengendalikan lingkungan atau konteks di sekitarnya, yang dapat berisiko jika terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Dalam penggunaan ambush marketing, perusahaan perlu sangat berhati-hati dalam merencanakan dan melaksanakan strategi mereka. Mereka harus mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya dan memahami bahwa tindakan tersebut dapat berisiko. Ambush marketing terbaik adalah yang kreatif, tidak merugikan, dan tidak melanggar hukum atau etika.
Banyak perusahaan besar dan merek terkenal telah menggunakan teknik ambush marketing dalam upaya pemasaran mereka. Beberapa di antaranya mencakup:
- Nike: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Nike adalah salah satu perusahaan yang sangat terkenal karena menggunakan teknik ambush marketing pada berbagai acara olahraga besar, termasuk Olimpiade.
- PepsiCo: PepsiCo, pemilik merek Pepsi, telah terlibat dalam ambush marketing pada acara-acara yang secara eksklusif menampilkan merek Coca-Cola sebagai sponsor resmi. Mereka sering mencoba untuk mendapatkan eksposur yang sebanding dengan acara-acara seperti Piala Dunia FIFA.
- American Express: American Express telah menggunakan ambush marketing dalam beberapa acara besar seperti Olimpiade dan Piala Dunia. Mereka telah meluncurkan kampanye iklan yang menyoroti manfaat menggunakan kartu kredit mereka selama acara tersebut.
- Virgin Atlantic: Maskapai penerbangan Virgin Atlantic pernah menggunakan ambush marketing dengan merancang iklan yang berfokus pada perjalanan ke negara tuan rumah Olimpiade, seperti London 2012, tanpa menjadi sponsor resmi.
- Red Bull: Red Bull, merek minuman energi, sering kali menciptakan acara-acara sendiri yang bersaing dengan acara besar seperti Piala Dunia atau Olimpiade. Mereka mengambil keuntungan dari asosiasi antara merek mereka dan olahraga ekstrem dan aksi.
- Guerrilla Marketing Agencies: Beberapa agen pemasaran guerrilla yang mengkhususkan diri dalam ambush marketing telah bekerja dengan berbagai merek untuk menciptakan kampanye pemasaran yang tidak konvensional di sekitar acara-acara besar.
Perlu diingat bahwa penggunaan ambush marketing harus dilakukan dengan bijak dan memperhitungkan risiko hukum serta dampaknya pada hubungan dengan penyelenggara acara dan sponsor resmi. Teknik ini tidak selalu dianjurkan, terutama jika dapat mengganggu integritas acara atau merusak citra merek perusahaan.
Berikut adalah beberapa buku dan artikel yang membahas tentang teknik ambush marketing:
1. Buku: “Ambush Marketing & the Mega-Event Monopoly: How Laws are Abused to Protect Commercial Rights to Major Sporting Events”
- Penulis: Andre M. Louw
- Tahun: 2012
- Penerbit: Springer
- Keterangan: Buku ini membahas dampak hukum dan etika ambush marketing pada acara olahraga besar. Penulis menganalisis bagaimana hukum dan peraturan digunakan untuk melindungi hak komersial dalam acara-acara tersebut.
2. Buku: “Ambush Marketing: The Undisciplined Science of Advertising”
- Penulis: Mark D. Uncles
- Tahun: 2004
- Penerbit: Cengage Learning
- Keterangan: Buku ini mengulas berbagai aspek ambush marketing, termasuk contoh-contoh kasus dan dampaknya pada strategi pemasaran. Penulis juga membahas implikasi etika dan hukum yang terkait dengan teknik ini.
3. Artikel: “Ambush Marketing: A Critique from the Sponsor’s Perspective”
- Penulis: Prathamesh Muzumdar, Gaurav Pathak
- Tahun: 2013
- Jurnal: Vilakshan: The XIMB Journal of Management
- Keterangan: Artikel ini membahas perspektif sponsor terhadap ambush marketing. Penulis menganalisis dampak negatif yang dapat dialami oleh sponsor resmi ketika pesaing menggunakan teknik ambush.
4. Artikel: “Ambush Marketing – Unethical Marketing Practice or Creative Business Strategy?”
- Penulis: Paula Šmigielska, Ewa Masłowska
- Tahun: 2019
- Jurnal: Journal of Entrepreneurship, Management and Innovation
- Keterangan: Artikel ini mengeksplorasi perdebatan antara praktik ambush marketing sebagai strategi kreatif atau praktik pemasaran yang tidak etis. Penulis membahas berbagai sudut pandang dalam konteks praktik ini.
5. Artikel: “The Ethics of Ambush Marketing: A Comparative Analysis of Ambush Marketing Practices at the FIFA World Cup and the Olympic Games”
- Penulis: Chen-Yuan Tung, Chun-Liang Chen
- Tahun: 2016
- Jurnal: Journal of Sport Management
- Keterangan: Artikel ini menganalisis aspek etika ambush marketing dengan membandingkan praktik-praktik pada Piala Dunia FIFA dan Olimpiade. Penulis mempertimbangkan pandangan berbagai pihak terkait dengan etika praktik ini.
Tulisan-tulisan Penulis
Komariyah, I., Prayudi, A., Edison, E., & Laelawati, K. (2023). THE RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMPETENCE WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN EMPLOYEES OF BUMD BINJAI, NORTH SUMATRA. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 16(2), 210-218. doi: 10.23969/jrbm.v16i2.7572