Apa itu Grand theory, Middle theory dan Applied theory

Grand theory, middle theory, dan applied theory merupakan konsep yang sering digunakan dalam bidang ilmu sosial, yang menggambarkan berbagai tingkat abstraksi dan aplikasi teori. Berikut penjelasan singkat mengenai ketiga konsep tersebut:

  1. Grand Theory (Teori Besar):
    • Grand theory adalah jenis teori yang sangat abstrak dan umum. Teori ini berusaha untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang fenomena sosial yang luas dan kompleks. Grand theory cenderung mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang struktur sosial, interaksi manusia, dan dinamika masyarakat dalam skala besar.
    • Contoh .Grand theory dalam  ilmu manajemen bisa mencakup Teori Manajemen Ilmiah (Scientific Management) oleh Frederick W. Taylor (1911). Taylor mengembangkan grand theory yang berfokus pada efisiensi operasional dengan menguraikan prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang mencakup pengoptimalan tugas pekerjaan, pelatihan, dan insentif berdasarkan kinerja.
  2. Middle Theory (Teori Tengah):
    • Middle theory berada di antara grand theory dan applied theory. Teori ini lebih spesifik dan terfokus daripada grand theory, tetapi masih lebih umum daripada applied theory. Middle theory mencoba menjelaskan fenomena sosial di tingkat yang lebih terbatas dan dalam kerangka yang lebih khusus.
    • Contoh middle theory, Teori Motivasi-Higiene (Motivation-Hygiene Theory) oleh Frederick Herzberg (1959). Teori ini lebih spesifik daripada manajemen ilmiah dan fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan. Herzberg mengidentifikasi faktor-faktor higiene yang harus ada (seperti kondisi kerja yang memadai) dan faktor-faktor motivasional (seperti pekerjaan yang menantang) untuk meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
  3. Applied Theory (Teori Terapan):
    • Applied theory adalah jenis teori yang lebih praktis dan langsung relevan untuk situasi atau permasalahan konkret dalam kehidupan nyata. Teori ini digunakan untuk memecahkan masalah atau menjelaskan fenomena dalam konteks tertentu.
    • Contoh applied theory  dalam manajemen bisa termasuk Teori Lean Manufacturing.  pertama kali diperkenalkan oleh James Womack dan Daniel Jones pada tahun 1996 dalam buku mereka yang berjudul “Lean Thinking”  Teori ini menerapkan konsep-konsep dari manajemen ilmiah dan teori motivasi ke dalam praktik bisnis. Metode Lean Manufacturing mengoptimalkan proses produksi dengan mengurangi pemborosan, menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Penting untuk diingat bahwa ketiga jenis teori ini saling berkaitan dan tidak selalu terpisah dengan tegas. Dalam penelitian dan analisis sosial, teori-teori ini dapat digunakan secara bersamaan atau dalam berbagai tingkat abstraksi tergantung pada tujuan penelitian dan skala fenomena yang diteliti.

Gambar : Penulis dengan para mahasiswa

Penerapan grand theory, middle theory, dan applied theory dalam sebuah penelitian dapat bergantung pada berbagai faktor, termasuk tujuan penelitian, skala fenomena yang diteliti, dan konteks penelitian. Berikut adalah cara-cara di mana ketiga jenis teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian:

  1. Grand Theory (Teori Besar):
    • Grand theory biasanya digunakan dalam penelitian yang memiliki cakupan yang sangat luas dan ingin mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fenomena sosial yang kompleks. Ini dapat digunakan sebagai kerangka kerja konseptual awal dalam penelitian.
    • Dalam penelitian, grand theory dapat membantu dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang besar, menciptakan kerangka konseptual yang luas, dan mengidentifikasi variabel-variabel utama yang harus diteliti. Contohnya, dalam penelitian tentang ketidaksetaraan sosial, teori fungsionalisme atau teori konflik dapat digunakan sebagai grand theory untuk merumuskan kerangka analisis awal.
  2. Middle Theory (Teori Tengah):
    • Middle theory digunakan untuk mengembangkan hipotesis dan penjelasan yang lebih spesifik dalam penelitian. Ini membantu mengisi celah antara grand theory yang sangat abstrak dan kasus studi konkret.
    • Dalam penelitian, middle theory dapat digunakan untuk merinci hubungan antar variabel, mengembangkan konsep-konsep yang lebih spesifik, dan menyusun kerangka kerja penelitian yang lebih terfokus. Misalnya, dalam penelitian tentang pengaruh sosial media terhadap pola tidur remaja, teori tentang interaksi sosial dan pengaruh sebaya dapat digunakan sebagai middle theory untuk mengembangkan hipotesis-hipotesis tentang mekanisme pengaruhnya.
  3. Applied Theory (Teori Terapan):
    • Applied theory digunakan untuk menghubungkan teori dengan praktik dan mengevaluasi implikasi praktis dari penelitian. Ini melibatkan menerapkan teori-teori yang ada untuk memecahkan masalah konkret atau merancang kebijakan.
    • Dalam penelitian terapan, teori-teori ini digunakan untuk merancang solusi, mengembangkan rekomendasi kebijakan, atau menggambarkan cara-cara implementasi dalam kehidupan nyata. Misalnya, dalam penelitian tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan, teori-teori pendidikan yang telah ada dapat diterapkan untuk merancang strategi pengajaran yang lebih efektif di kelas.

Penting untuk mencatat bahwa dalam sebagian besar penelitian, terdapat interaksi kompleks antara ketiga jenis teori ini. Penelitian yang berhasil seringkali menggabungkan elemen-elemen dari ketiga jenis teori ini untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif dan solusi yang lebih efektif terhadap permasalahan yang diteliti.

Sebuah contoh penerapannya dalam  Ilmu  manajemen  khususnya peningkatan efisiensi yang dimulai dari grand theory, melanjutkan ke middle theory, dan akhirnya ke applied theory:

Grand Theory (Teori Besar):

  • Teori Manajemen Ilmiah (Scientific Management) oleh Frederick W. Taylor (1890-1910): Teori ini adalah grand theory yang berfokus pada peningkatan efisiensi operasional dalam organisasi. Taylor berpendapat bahwa dengan menerapkan metode ilmiah untuk menganalisis dan mengoptimalkan tugas pekerjaan, manajer dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan. Prinsip-prinsip teori ini mencakup pemilihan pekerjaan yang sesuai, pelatihan, dan sistem insentif berdasarkan kinerja.

Middle Theory (Teori Tengah):

  • Teori Motivasi-Higiene (Motivation-Hygiene Theory) oleh Frederick Herzberg (1959): Middle theory ini lebih spesifik daripada teori manajemen ilmiah. Herzberg mengidentifikasi dua faktor utama yang memengaruhi kepuasan dan motivasi karyawan: faktor-faktor higiene (faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja dan lingkungan) dan faktor-faktor motivasional (faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri). Dalam penerapannya, teori ini membantu manajer memahami bagaimana meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan melalui peningkatan kondisi kerja dan sifat pekerjaan.

Applied Theory (Teori Terapan):

  • Metode Lean Manufacturing (Lean Manufacturing) berdasarkan prinsip-prinsip dari Toyota Production System (TPS):  yang dijelaskan dalam The Machine That Changed the World karya James P. Womack, Daniel T. Jones, dan Daniel Roos adalah buku tentang produksi mobil yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1990, Teori ini adalah contoh applied theory yang menerapkan konsep dari teori-teori manajemen sebelumnya. Lean Manufacturing adalah pendekatan yang fokus pada eliminasi pemborosan dalam proses produksi. Ini mencakup pengurangan inventaris, peningkatan kualitas, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Dalam praktiknya, perusahaan dapat menerapkan prinsip-prinsip Lean untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dalam contoh ini, Frederick W. Taylor’s Scientific Management adalah grand theory yang memberikan dasar bagi manajemen ilmiah. Teori Motivasi-Higiene oleh Frederick Herzberg adalah middle theory yang memfokuskan pada aspek motivasi karyawan yang lebih spesifik. Metode Lean Manufacturing adalah applied theory yang menerapkan prinsip-prinsip dari teori-teori sebelumnya untuk mencapai efisiensi dalam operasi manufaktur. Penerapan teori-teori ini dalam praktik manajemen membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif.

Contoh penerapan dalam ilmu manajemen strategi yang dimulai dari grand theory, melanjutkan ke middle theory, dan akhirnya ke applied theory dapat membantu organisasi dalam merencanakan dan melaksanakan strategi mereka. Berikut adalah contoh penerapan teori tersebut:

Grand Theory (Teori Besar):

  • Teori Manajemen Strategi (Strategic Management Theory): Teori manajemen strategi adalah grand theory yang mencakup berbagai kerangka kerja konseptual dan pendekatan untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi organisasi. Teori ini telah berkembang selama beberapa dekade dan mencakup berbagai pendekatan seperti analisis SWOT, pengembangan kompetensi inti, dan analisis lingkungan eksternal. Contoh grand theorist dalam hal ini adalah Michael E. Porter  (1979) dengan konsepnya tentang strategi persaingan yang meliputi “The Five Forces” dan “Value Chain Analysis.”

Middle Theory (Teori Tengah):

  • Teori Posisi Bersaing (Competitive Positioning Theory): Ini adalah middle theory yang lebih spesifik dan dapat digunakan dalam merencanakan strategi kompetitif. Teori ini berkaitan dengan cara organisasi dapat mencapai posisi kompetitif yang kuat di pasar mereka. Middle theorist seperti Michael Porter mengembangkan kerangka kerja yang lebih khusus untuk menganalisis keunggulan kompetitif dan bagaimana organisasi dapat mempertahankannya. Konsep seperti “cost leadership” dan “differentiation” adalah contoh middle theory yang membantu organisasi menentukan arah strategi mereka. “Cost leadership” dan “differentiation” adalah contoh dari dua strategi generik yang diperkenalkan oleh Michael E. Porter dalam bukunya “Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance” yang terbit pada tahun 1985

Applied Theory (Teori Terapan):

  • Model Bisnis Blue Ocean (Blue Ocean Strategy): Model ini adalah contoh applied theory dalam manajemen strategi yang menerapkan konsep dari teori posisi bersaing dan teori manajemen strategi secara umum. Blue Ocean Strategy mengajak organisasi untuk menciptakan pasar baru atau menemukan segmen pasar yang belum ada (daripada bersaing dalam pasar yang sudah ada) dengan menggabungkan inovasi produk dan pengurangan biaya. Prinsipnya adalah menciptakan “lautan biru” yang belum terjamah oleh pesaing, bukan bersaing di dalam “lautan merah” yang penuh persaingan sengit.”Blue Ocean Strategy” adalah sebuah teori yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne.(2005).

Dalam contoh ini, teori manajemen strategi adalah grand theory yang memberikan kerangka kerja umum untuk merencanakan strategi organisasi. Teori posisi bersaing adalah middle theory yang lebih spesifik tentang bagaimana mencapai keunggulan kompetitif. Model Bisnis Blue Ocean adalah applied theory yang menerapkan konsep-konsep dari teori posisi bersaing dan teori manajemen strategi untuk menciptakan pendekatan strategi yang inovatif dalam praktik.

Penerapan dalam kewirausahaan yang dimulai dari grand theory, melanjutkan ke middle theory, dan akhirnya ke applied theory dapat membantu pengusaha dalam merencanakan dan mengelola usaha mereka. Berikut adalah contoh penerapan teori tersebut:

Grand Theory (Teori Besar):

  • Teori Inovasi dan Kreativitas (Innovation and Creativity Theory): Teori ini adalah grand theory yang mencakup berbagai konsep dan prinsip tentang bagaimana inovasi dan kreativitas memainkan peran penting dalam kewirausahaan. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana ide-ide baru, pengembangan produk, dan penemuan pasar baru dapat mendorong kesuksesan bisnis. Contoh grand theorist dalam hal ini adalah Joseph Schumpeter (1942) dengan konsep “creative destruction” yang menyoroti peran inovasi dalam pertumbuhan ekonomi.

Middle Theory (Teori Tengah):

  • Teori Perencanaan Bisnis (Business Planning Theory): Ini adalah middle theory yang lebih spesifik dan dapat digunakan dalam merencanakan dan mengembangkan usaha. Teori ini mencakup prinsip-prinsip perencanaan bisnis, seperti menyusun rencana bisnis yang komprehensif, mengidentifikasi target pasar, analisis persaingan, dan merumuskan strategi pemasaran. Dalam prakteknya, pengusaha menggunakan teori ini untuk mengembangkan rencana bisnis yang solid sebelum memulai usaha mereka.

Applied Theory (Teori Terapan):

  • Metode Lean Startup (Lean Startup Methodology): Model ini adalah contoh applied theory dalam kewirausahaan yang menerapkan konsep dari teori perencanaan bisnis dan teori inovasi. Lean Startup adalah pendekatan yang menekankan pengujian cepat dan iterasi produk melalui peluncuran produk minimum yang dapat berfungsi (Minimum Viable Product, MVP). Dengan menerapkan metode Lean Startup, pengusaha dapat menguji ide bisnis mereka secara efisien, mendapatkan umpan balik dari pelanggan, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.

Dalam contoh ini, teori inovasi dan kreativitas adalah grand theory yang memberikan pandangan umum tentang peran inovasi dalam kewirausahaan. Teori perencanaan bisnis adalah middle theory yang lebih spesifik tentang bagaimana merencanakan dan mengembangkan usaha. Metode Lean Startup adalah applied theory yang menerapkan konsep-konsep dari teori perencanaan bisnis dan teori inovasi dalam praktik kewirausahaan untuk memaksimalkan peluang kesuksesan bisnis.

Dalam penerapan grand theory, middle theory, dan applied theory dalam tulisan atau penelitian, sering terjadi beberapa kekeliruan atau masalah yang perlu dihindari. Berikut adalah beberapa kekeliruan yang sering terjadi dalam pemahaman dan penerapan ketiga jenis teori tersebut:

  1. Penggunaan Teori Tanpa Pertimbangan Konteks:
    • Kekeliruan terbesar adalah penggunaan teori tanpa mempertimbangkan konteks spesifik penelitian. Teori yang berhasil dalam satu konteks mungkin tidak sesuai dalam konteks lain. Penting untuk selalu mempertimbangkan relevansi teori dengan fenomena yang diteliti.
  2. Generalisasi yang Berlebihan:
    • Beberapa peneliti mungkin tergoda untuk membuat generalisasi yang berlebihan dari grand theory. Mereka mungkin mencoba mengklaim bahwa teori besar tersebut dapat menjelaskan semua aspek fenomena yang mereka teliti, tanpa mempertimbangkan peran teori tingkat menengah atau aplikasi yang lebih spesifik.
  3. Penerapan Teori Tanpa Verifikasi Empiris:
    • Salah satu kekeliruan umum adalah menerapkan teori tanpa melakukan penelitian empiris atau pengumpulan data yang memadai. Teori yang tidak diuji atau didukung oleh data empiris dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat.
  4. Kurangnya Integrasi Teori:
    • Terkadang, peneliti mungkin gagal mengintegrasikan teori dari tingkat yang berbeda (grand theory, middle theory, dan applied theory). Ini dapat menghasilkan analisis yang dangkal dan tidak memadai, karena tidak memanfaatkan kekayaan konseptual yang dapat diberikan oleh berbagai tingkatan teori.
  5. Mengabaikan Keterkaitan dan Dampak Praktis:
    • Kekeliruan lain adalah memahami teori hanya sebagai konsep teoretis tanpa mengaitkannya dengan dampak praktis dalam kehidupan nyata. Teori harus memiliki aplikasi praktis yang dapat memberikan wawasan atau solusi yang berguna dalam konteks yang sesuai.
  6. Pilih Teori Berdasarkan Popularitas atau Kemudahan:
    • Beberapa peneliti mungkin memilih teori berdasarkan popularitas atau kemudahan penggunaan, tanpa mempertimbangkan apakah teori tersebut benar-benar relevan dengan penelitian mereka. Ini dapat mengarah pada ketidakakuratan dan ketidakakuratan dalam penelitian.
  7. Terlalu Terfokus pada Satu Jenis Teori:
    • Beberapa peneliti mungkin terlalu terfokus pada satu jenis teori, misalnya, hanya menggunakan grand theory atau hanya middle theory, tanpa mempertimbangkan pendekatan campuran yang dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.

Dalam penerapan teori dalam penelitian atau tulisan, penting untuk memahami kelebihan dan keterbatasan masing-masing jenis teori dan memilih dengan hati-hati teori yang sesuai dengan tujuan penelitian serta mengintegrasikannya dengan baik dalam analisis.

beberapa buku dan artikel yang berkaitan dengan grand theory, middle theory, dan applied theory dalam berbagai konteks disiplin ilmu:

Grand Theory:

  1. Buku: “The Structure of Scientific Revolutions” oleh Thomas S. Kuhn (1962)
    • Buku ini membahas teori perubahan paradigma dalam ilmu pengetahuan dan bagaimana grand theory dapat berubah secara drastis melalui revolusi ilmiah.
  2. Artikel: “The Functionalist Perspective in Sociology” oleh Talcott Parsons (1937)
    • Artikel ini menguraikan konsep dasar fungsionalisme sebagai grand theory dalam sosiologi.

Middle Theory:

  1. Buku: “The Logic of American Politics” oleh Samuel Kernell, Gary C. Jacobson, Thad Kousser, dan Lynn Vavreck (2018)
    • Buku ini mengembangkan middle theory dalam ilmu politik yang berfokus pada analisis perilaku pemilih dalam sistem politik Amerika Serikat.
  2. Artikel: “A Theory of Human Motivation” oleh Abraham H. Maslow (1943)
    • Artikel ini mengenalkan hierarki kebutuhan Maslow, sebuah middle theory dalam psikologi yang menjelaskan motivasi manusia.

Applied Theory:

  1. Buku: “Lean Thinking: Banish Waste and Create Wealth in Your Corporation” oleh James P. Womack dan Daniel T. Jones (1996)
    • Buku ini menjelaskan konsep-konsep dari applied theory Lean Manufacturing, yang menerapkan prinsip-prinsip Lean dalam konteks manufaktur dan bisnis.
  2. Artikel: “The Lean Startup” oleh Eric Ries (2011)
    • Artikel ini membahas penerapan konsep Lean dalam pengembangan bisnis startup, menjelaskan praktik-praktik untuk meminimalkan pemborosan dan pengujian ide secara cepat.

Beberapa Tulisan Ilmiah dari Penulis :

Purba, Y., Prayudi, A., & Syahriandi, S. (n.d.). Pengaruh Manajmen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018 – 2021. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/20180

Siregar, N. S. S., Prayudi, A., Sari, W. P., Rosalina, D., & Pratama, I. (n.d.). The role of social media literacy for micro small medium enterprises (MSMEs) and innovation in Developing Tourism Village in Indonesia. Retrieved from https://socialspacejournal.eu/menu-script/index.php/ssj/article/view/220

Prayudi, A., Zega, Y., & Nasution, I. (2023). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Indonesia Abadi Jaya. Jurnal Sains Dan Teknologi5(1), 37-43. Retrieved from https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/sai

Sari, W., & Prayudi, A. (2023). Can Competitive Intensity Act a Bridge between Institutional Pressures and Corporate Financial Performance in Indonesia’s Footwear Industry? A Structural Equation Modelling Approach. Transnational Marketing Journal11(1), 199-212. Retrieved from http://transnationalmarket.com/menu-script/index.php/transnational/article/view/323

Pengaruh Kepemimpinan tranformasional, budaya organiasi, kopentensi karyawan terhadap loyalitas karyawan di Badan Usaha Milik Daerah – repo unpas. (2023). Retrieved 27 August 2023, from http://repository.unpas.ac.id/62662/

Pratiwi, H., PRAYUDI, A., SINAGA, K., MAHYUDANIL, M., & ADITI, B. (2022). PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. HERFINTA FARM AND PLANTATION. Journal Of Global Business And Management Review4(2), 72. doi: 10.37253/jgbmr.v4i2.7268

Ahmad Prayudi, & Imas Komariyah. (2023). THE IMPACT OF WORK MOTIVATION, WORK ENVIRONMENT, AND CAREER DEVELOPMENT ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION. Jurnal Visi Manajemen9(1), 100-112. doi: 10.56910/jvm.v9i1.268

Pratiwi, H., Mendrofa, S., Zega, Y., Prayudi, A., & Sulaiman, F. (2022). Budaya Organisasi Dan Stress Kerja: Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan PT. Herfinta Farm And Plantation. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(2), 505-511. doi: 10.47065/ekuitas.v4i2.2592

Amelia, W., Prayudi, A., Khairunnisak, K., Pratama, I., & Febrizaldy, F. (2022). Edukasi Warga Desa Sembahe Baru Dalam Rangka Peningkatan Penghasilan Melalui Ekonomi Kreatif Pengolahan Sampah Plastik. Pelita Masyarakat4(1), 92-100. doi: 10.31289/pelitamasyarakat.v4i1.7378

Sinaga, R., Sinaga, K., Prayudi, A., Pratiwi, H., & Sulaiman, F. (2022). Kepuasan Pelanggan sebagai Faktor Kualitas Pelayanan PT. Mada Graha Nagata dengan Multi Attribute Attitude Model. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(1), 198-202. doi: 10.47065/ekuitas.v4i1.2086

Chairunnisa, S., & Prayudi, A. (2022). Pengaruh Fluktuasi Kurs Mata Uang terhadap Harga Saham Pt. Bank Central Asia, Tbk di Indonesia. Economics, Business And Management Science Journal2(2), 108-116. doi: 10.34007/ebmsj.v2i2.293

Prayudi, A. (2022). ANALISIS PENGARUH PENGGAJIAN, FASILITAS KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA BINJAI. JURNAL MANAJEMEN8(1), 17-30. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/154

Gea, N., Effendi, I., & Prayudi, A. (2021). Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI)2(2), 146-152. doi: 10.31289/jimbi.v2i1.456

Ritonga, S., Effendi, I., & Prayudi, A. (2021). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Consumer Goods di BEI. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI)2(2), 86-95. doi: 10.31289/jimbi.v2i1.383

Prayudi, A. (2021). KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA MEDAN. Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX4(2), 75-84. Retrieved from https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/methonomix/article/view/1109

Latief, A., Ramadansyah, J., Wijoyo, H., Prayudi, A., & Putra, R. (2021). The Influence of Work Motivation and Organizational Culture to Employee Performance. Retrieved 27 August 2023, from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3926924

Sinaga, I., Lubis, A., & Prayudi, A. (2020). PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR) DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI)1(2). doi: 10.31289/jimbi.v1i2.394

Br Lubis, H., Effendi, I., & Prayudi, A. (2020). PENGARUH TINGKAT MODAL KERJA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF & KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014 – 2018. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI)1(2). doi: 10.31289/jimbi.v1i2.396

Brahamana, N., & Prayudi, A. (2020). Analisis Profitabilitas Dalam Pemberian Kredit Pada Koperasi Kredit Unam Berastagi. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI)1(1), 131-140. Retrieved from https://mail.jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jimbi/article/view/376

Prayudi, A. (2020). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA BINJAI). JURNAL MANAJEMEN1(2), 63-72. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/128

Prayudi, A., & Tanjung, M. (2018). ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. RIA BUSANA MEDAN. JURNAL MANAJEMEN4(2), 126-130. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/33

Prayudi, A. (2017). PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN. JURNAL MANAJEMEN3(2), 20-27. Retrieved from http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/10

Prayudi, A., & Ilhammi, N. (2015). ANALISIS RASIO UTANG ATAS MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS : Jurnal Program Studi Akuntansi1(2). Retrieved from https://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jurnalakundanbisnis/article/view/1723

Komariyah, I., Prayudi, A., Edison, E., & Laelawati, K. (2023). THE RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMPETENCE WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN EMPLOYEES OF BUMD BINJAI, NORTH SUMATRA. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen16(2), 210-218. doi: 10.23969/jrbm.v16i2.7572

https://scholar.google.co.id/citations?user=7Lb6gbUAAAAJ&hl=id&authuser=2

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *