Hustle Culture : Ketika Kerja Keras Menjadi Gaya Hidup

Pernahkah kamu merasa bersalah saat sedang tidak produktif? Atau merasa tidak pantas bersantai karena ada pekerjaan yang belum selesai? Dalam dunia yang terus berputar cepat, kerja keras bukan lagi sekadar keharusan—ia telah menjelma menjadi gaya hidup. Kita begitu terbiasa mendengar kalimat seperti “kerja keras nggak akan mengkhianati hasil” hingga lupa bahwa tubuh, pikiran, dan emosi kita punya batas. Kita mulai menyamakan nilai diri dengan pencapaian, dan menilai orang lain dari seberapa sibuk hidup mereka.

Di era modern, bekerja keras sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kita tak hanya bekerja keras—kita hidup untuk bekerja. Inilah yang disebut hustle culture, sebuah fenomena di mana produktivitas ekstrem dijadikan tolok ukur sukses, dan sibuk dianggap sebagai identitas.

Fenomena ini sangat relevan, terutama di kalangan generasi muda, pekerja kreatif, dan wirausahawan. Tapi sebelum kita menilainya lebih jauh, mari kita kenali terlebih dahulu: apa itu hustle culture? Dan siapa sebenarnya yang memopulerkannya?

Apa Itu Hustle Culture?

Secara sederhana, hustle culture adalah gaya hidup yang menekankan pentingnya kerja keras tanpa henti. Orang-orang yang terjebak dalam budaya ini cenderung bekerja melampaui batas waktu normal, sering lembur, jarang mengambil cuti, dan merasa bersalah jika beristirahat.

Budaya ini menempatkan kerja sebagai pusat kehidupan, seolah-olah istirahat atau waktu luang adalah bentuk kemalasan. Slogan-slogan seperti “Grind now, shine later”, “Sleep is for the weak”, atau “Work hard, play harder” seringkali menjadi mantra sehari-hari.

Asal-Usul dan Konteks Kemunculannya

Istilah “hustle” sendiri berasal dari bahasa Inggris informal yang berarti “bergerak cepat” atau “berusaha keras.” Namun, dalam konteks budaya kerja modern, kata ini mengalami pergeseran makna menjadi simbol semangat kerja ekstrem, ambisi tinggi, dan mentalitas tidak kenal lelah.

Hustle culture mulai populer sejak awal 2010-an, seiring dengan meledaknya budaya startup, media sosial, dan semangat wirausaha digital. Lingkungan ini mendorong narasi bahwa siapa pun bisa sukses asal bersedia bekerja lebih keras dari yang lain—tanpa banyak tidur, tanpa banyak istirahat, dan tanpa keluhan.

Siapa yang Memopulerkan Hustle Culture?

Meski tidak ada satu tokoh yang benar-benar “menciptakan” hustle culture, ada beberapa figur publik yang sangat berperan dalam menyebarluaskannya melalui media sosial, buku, dan konferensi motivasi:

1. Gary Vaynerchuk (Gary Vee)

Seorang pengusaha dan motivator asal Amerika Serikat yang dikenal dengan gaya bicara cepat dan tegas. Gary Vee sering mendorong audiensnya untuk bekerja ekstra—bahkan setelah pulang kerja. Bagi Gary, “hustle” adalah kunci untuk membangun bisnis dan mengejar mimpi.

2. Elon Musk

CEO Tesla dan SpaceX ini terkenal karena komitmennya terhadap kerja keras ekstrem. Ia pernah mengatakan bahwa untuk membangun perusahaan sukses, seseorang harus siap bekerja 80 hingga 100 jam per minggu. Pernyataannya sering dikutip sebagai pembenaran hustle culture.

3. Budaya Startup dan “Tech Bros”

Lingkungan startup, terutama di Silicon Valley, sangat memengaruhi penyebaran hustle culture. Mereka sering menggaungkan narasi bahwa bekerja 24/7 adalah bagian dari “passion” dan pengorbanan awal menuju kesuksesan.

Peran Media Sosial dalam Menyuburkan Hustle Culture

Platform seperti Instagram, TikTok, dan LinkedIn juga memiliki peran besar dalam memperkuat budaya ini. Banyak konten yang menampilkan kehidupan “super sibuk” sebagai sesuatu yang membanggakan. Video dengan rutinitas bangun jam 4 pagi, rapat back-to-back, dan proyek sampingan sering dianggap sebagai inspirasi, bukan peringatan.

Media sosial juga memunculkan ilusi: seolah kesuksesan hanya bisa dicapai melalui kerja keras yang konstan, tanpa waktu istirahat. Padahal, yang tidak terlihat adalah lelahnya, burn out-nya, dan kadang kehilangan dirinya.

Refleksi Kritis: Apakah Ini Budaya yang Sehat?

Hustle culture memang mengajarkan nilai positif seperti disiplin, ambisi, dan semangat kerja. Tapi ketika dijadikan standar hidup, ia bisa membawa dampak serius:

  • Kesehatan mental terganggu

  • Kehidupan pribadi terabaikan

  • Kehilangan arah dan makna

  • Burnout berkepanjangan

Saat kerja keras menjadi satu-satunya ukuran nilai diri, kita mulai mengorbankan waktu, relasi, bahkan kesehatan hanya demi pencapaian.

Alternatif: Kerja Cerdas, Bukan Kerja Terus

Munculnya kritik terhadap hustle culture membawa tren baru seperti:

  • Slow productivity: bekerja fokus tapi terukur

  • Work-life balance: membagi waktu antara karier dan kehidupan pribadi

  • Work-life integration: menyatukan keduanya secara harmonis

  • Well-being at work: menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas

Kini semakin banyak orang menyadari bahwa kesuksesan sejati tidak hanya soal hasil, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalaninya.

Penutup

Hustle culture memang lahir dari semangat kerja keras dan ambisi, tapi kita perlu bertanya: sampai sejauh mana kita rela mengorbankan hidup demi karier? Apakah kita masih mengendalikan pekerjaan, atau justru sedang dikendalikan oleh dorongan untuk terus bekerja?

Beberapa Tulisan Ilmiah dari Penulis :

Kartika, A., Sabrina, H., & Prayudi, A. (2025). Pengaruh Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Zulaikha Bika Ambon Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/762

Zafitri, A. A., Prayudi, A., & Pribadi, T. (2025). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan SDM Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ikapharmindo Putramas Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/784

Siregar, M. Y., Sari, W. P., Prayudi, A., & Alfifto. (2025). Increasing the MSMEs performance through cutting edge innovation capability. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/35560

Prayudi, A., Badewin, B., Machdie, M., & Arifansyah, A. (2024). The Role of Ethical Leadership, Corporate Culture, Employee Empowerment, and Organizational Commitment on Employee Productivity: Case Study of State Owned Enterprise Employee. Retrieved from https://ijble.com/index.php/journal/article/view/929

Fahira, N., Marbun, P., Prayudi, A., & Siregar, M. Y. (2024). The Effect Of Profitability, Investment Decisions And Corporate Social Responsibility On Company Value In Healthcare Companies Listed On The Idx From 2018-2022. Retrieved from https://ijerfa.afdifaljournal.com/index.php/ijerfa/article/view/240

Prayudi, A., Sitompul, G. A., & Anwar, A. (2024). The Relationship Between Organizational Commitment, Professional Development, and Job Performance of Educators in Public Universities. Retrieved from https://ijble.com/index.php/ieti/article/view/899

Prayudi, A., Siregar, N. S. S., Rambe, Y. S., Yusnini, Y., Sari, W. P., & Rosalina, D. (2024). Inovasi Limbah Kayu Sungai Batang Serangan Untuk Meningkatkan Kesejaahteraan Masyarakat Desa Sei Serdang. Retrieved from https://ojs.uma.ac.id/index.php/pelitamasyarakat/article/view/12878

Hasanah, S. U., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Financial Literacy and Investment Risk on Investment Interests in the Capital Market (Case Study of MSMEs Assisted by Bank Indonesia of North Sumatra Province in Medan City). Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/71

Azmi, N., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Corporate Social Responsibility (CSR) and Profitability on the Value of Banking Companies Listed on the IDX in the 2018-2022 Period. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/114

Sartika, M., Alfifto, & Prayudi, A. (2024). The Influence of Content Marketing and Lifestyle on Purchase Decisions for the Tiktok Application in the Medan Area District. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/116

Narima, Prayudi, A., Sagita, S., Siregar, M. M., Simbolon, S. M., & Siregar, N. A. (2024). Analisis Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22281

Siallagan, D. A., & Prayudi, A. (2024). PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018 – 2022. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22085

Purba, Y., Prayudi, A., & Syahriandi, S. (2023). Pengaruh Manajmen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018 – 2021. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/20180

Siregar, N. S. S., Prayudi, A., Sari, W. P., Rosalina, D., & Pratama, I. (2023). The role of social media literacy for micro small medium enterprises (MSMEs) and innovation in Developing Tourism Village in Indonesia. Retrieved from https://socialspacejournal.eu/menu-script/index.php/ssj/article/view/220

Prayudi, A., Zega, Y., & Nasution, I. (2023). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Indonesia Abadi Jaya. Jurnal Sains Dan Teknologi5(1), 37-43. Retrieved from https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/sai

Komariyah, I., Prayudi, A., Edison, E., & Laelawati, K. (2023). THE RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMPETENCE WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN EMPLOYEES OF BUMD BINJAI, NORTH SUMATRA. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen16(2), 210-218. doi: 10.23969/jrbm.v16i2.7572

Sari, W., & Prayudi, A. (2023). Can Competitive Intensity Act a Bridge between Institutional Pressures and Corporate Financial Performance in Indonesia’s Footwear Industry? A Structural Equation Modelling Approach. Transnational Marketing Journal11(1), 199-212. Retrieved from http://transnationalmarket.com/menu-script/index.php/transnational/article/view/323

Pengaruh Kepemimpinan tranformasional, budaya organiasi, kopentensi karyawan terhadap loyalitas karyawan di Badan Usaha Milik Daerah – repo unpas. (2023). Retrieved 27 August 2023, from http://repository.unpas.ac.id/62662/

Ahmad Prayudi, & Imas Komariyah. (2023). THE IMPACT OF WORK MOTIVATION, WORK ENVIRONMENT, AND CAREER DEVELOPMENT ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION. Jurnal Visi Manajemen9(1), 100-112. doi: 10.56910/jvm.v9i1.268

Pratiwi, H., PRAYUDI, A., SINAGA, K., MAHYUDANIL, M., & ADITI, B. (2022). PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. HERFINTA FARM AND PLANTATION. Journal Of Global Business And Management Review4(2), 72. doi: 10.37253/jgbmr.v4i2.7268

Pratiwi, H., Mendrofa, S., Zega, Y., Prayudi, A., & Sulaiman, F. (2022). Budaya Organisasi Dan Stress Kerja: Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan PT. Herfinta Farm And Plantation. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(2), 505-511. doi: 10.47065/ekuitas.v4i2.2592

Amelia, W., Prayudi, A., Khairunnisak, K., Pratama, I., & Febrizaldy, F. (2022). Edukasi Warga Desa Sembahe Baru Dalam Rangka Peningkatan Penghasilan Melalui Ekonomi Kreatif Pengolahan Sampah Plastik. Pelita Masyarakat4(1), 92-100. doi: 10.31289/pelitamasyarakat.v4i1.7378

Sinaga, R., Sinaga, K., Prayudi, A., Pratiwi, H., & Sulaiman, F. (2022). Kepuasan Pelanggan sebagai Faktor Kualitas Pelayanan PT. Mada Graha Nagata dengan Multi Attribute Attitude Model. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(1), 198-202. doi: 10.47065/ekuitas.v4i1.2086

Chairunnisa, S., & Prayudi, A. (2022). Pengaruh Fluktuasi Kurs Mata Uang terhadap Harga Saham Pt. Bank Central Asia, Tbk di Indonesia. Economics, Business And Management Science Journal2(2), 108-116. doi: 10.34007/ebmsj.v2i2.293

Prayudi, A. (2022). ANALISIS PENGARUH PENGGAJIAN, FASILITAS KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA BINJAI. JURNAL MANAJEMEN8(1), 17-30. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/154

Dark Factories: Ketika Pabrik Bekerja Tanpa Manusia dan Cahaya

Bayangkan sebuah pabrik besar yang beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tanpa jeda. Tidak ada suara langkah manusia, tidak ada cahaya lampu menyala, dan tidak ada jam istirahat makan siang. Di dalamnya hanya terdengar deru mesin, lengan robotik yang terus bergerak, dan algoritma yang mengendalikan segalanya. Pabrik itu disebut dark factory — sebuah bentuk revolusi industri yang sangat futuristik, namun nyata adanya.

Apa Itu Dark Factory?

Dark factory atau lights-out manufacturing adalah istilah untuk pabrik yang sepenuhnya otomatis, di mana tidak ada keterlibatan manusia secara langsung dalam proses produksi. Bahkan, karena tidak memerlukan penerangan bagi pekerja manusia, pabrik ini bisa beroperasi dalam kegelapan total — maka disebut dark.

Pabrik jenis ini mengandalkan kecerdasan buatan (AI), robotika canggih, sistem kendali otomatis, dan perangkat lunak berbasis cloud untuk mengatur seluruh operasionalnya. Mulai dari input bahan baku, perakitan, pengecekan kualitas, hingga pengemasan — semuanya dilakukan secara mandiri oleh mesin.

Bagaimana Bisa Bekerja Tanpa Manusia?

Di balik layar, sistem dark factory terdiri dari beberapa teknologi utama:

  • Robot industri otonom, yang melakukan perakitan, pengelasan, atau pemindahan barang.

  • Sensor dan kamera pintar, untuk kontrol kualitas secara real-time.

  • Sistem AI dan machine learning, untuk mengambil keputusan produksi tanpa campur tangan manusia.

  • Internet of Things (IoT), yang menghubungkan setiap mesin dan sistem ke jaringan pusat.

  • Cloud computing, tempat data produksi disimpan dan dianalisis untuk efisiensi maksimal.

Manusia masih terlibat — tapi bukan di lantai produksi. Peran manusia bergeser menjadi perancang sistem, pemelihara teknologi, dan pengambil keputusan strategis.

Siapa yang Sudah Menggunakannya?

Beberapa perusahaan besar sudah menerapkan konsep ini. Misalnya:

  • FANUC, produsen robot asal Jepang, mengoperasikan pabrik yang mampu memproduksi robot lain tanpa bantuan manusia selama berminggu-minggu.

  • Philips, di Belanda, memiliki lini produksi shaver yang hampir sepenuhnya otomatis, hanya dikendalikan oleh segelintir teknisi dari ruang kontrol.

Di China dan Korea Selatan, tren ini juga mulai berkembang pesat, terutama untuk industri elektronik dan otomotif.

Keuntungan dan Risiko

Keuntungan Dark Factories

1. Efisiensi Tinggi dan Produksi Non-Stop

Dark factories dapat beroperasi 24 jam sehari tanpa henti, tanpa perlu pergantian shift atau waktu istirahat. Hal ini memungkinkan produksi dalam skala besar dengan kecepatan tinggi, sehingga memenuhi permintaan pasar dengan lebih baik. Proses produksi yang seragam dan stabil juga meningkatkan output dan menekan waktu henti (downtime).

2. Minim Kesalahan karena Otomatisasi

Sistem otomatis dan robotik bekerja berdasarkan program dan sensor presisi tinggi, yang mengurangi kemungkinan kesalahan manusia seperti salah hitung, kelelahan, atau kurang fokus. Kualitas produk menjadi lebih konsisten dan tingkat cacat (defect rate) bisa ditekan hingga hampir nol.

3. Tidak Terdampak oleh Faktor Manusia (Libur, Sakit, Pandemi)

Dark factories tetap bisa berjalan meski terjadi pandemi, hari libur, atau krisis tenaga kerja. Ini terbukti sangat berharga saat masa COVID-19, ketika banyak pabrik harus tutup karena pembatasan sosial dan sakitnya pekerja.

4. Hemat Biaya dalam Jangka Panjang

Meski investasi awalnya tinggi (untuk robot, AI, sistem kontrol), dark factory dapat mengurangi biaya operasional secara drastis:

  • Tidak perlu gaji bulanan, tunjangan, atau jam kerja lembur.

  • Minim biaya kesalahan produksi.

  • Tidak ada biaya pencahayaan, pemanas atau pendingin ruang kerja manusia.

Risiko Dark Factories

1. Menghilangkan Banyak Lapangan Pekerjaan Manufaktur

Dengan semua pekerjaan digantikan oleh mesin, ribuan hingga jutaan pekerja manufaktur berisiko kehilangan pekerjaan, terutama di negara berkembang. Ini dapat memperburuk pengangguran dan ketimpangan sosial jika tidak ada upaya pelatihan ulang (reskilling).

2. Ketergantungan pada Teknologi dan Sistem Kompleks

Dark factory sepenuhnya bergantung pada sistem otomatisasi yang kompleks. Bila terjadi gangguan sistem, error perangkat lunak, atau kerusakan robot, maka seluruh produksi bisa terhenti. Biaya perbaikan atau downtime bisa sangat besar jika tidak ada tim teknis yang handal.

3. Ancaman Keamanan Data dan Siber

Karena semua sistem terhubung melalui jaringan digital dan cloud, dark factories sangat rentan terhadap serangan siber, seperti ransomware atau pencurian data produksi. Serangan semacam itu bisa melumpuhkan operasi dan membocorkan rahasia dagang perusahaan.

4. Kurangnya Fleksibilitas dalam Perubahan Cepat

Sistem otomatis biasanya dirancang untuk satu jenis produk atau lini produksi tertentu. Bila pasar berubah cepat dan diperlukan penyesuaian desain atau model, dark factory bisa kesulitan untuk beradaptasi. Dibandingkan manusia yang bisa belajar hal baru dengan cepat, robot memerlukan pemrograman ulang atau bahkan penggantian hardware.

Apa Artinya bagi Masa Depan?

Dark factories adalah wajah baru dari industri 4.0 — tempat efisiensi dan otomatisasi menjadi standar utama. Ini menandai transformasi besar dalam cara manusia memproduksi barang, sekaligus memunculkan tantangan sosial-ekonomi baru, seperti pengangguran dan kesenjangan digital.

Namun, bukan berarti manusia tidak lagi dibutuhkan. Justru, keahlian dalam teknologi, data, dan rekayasa sistem menjadi sangat penting. Pendidikan dan pelatihan ulang tenaga kerja menjadi kunci agar manusia tetap relevan dalam dunia yang semakin otomatis.

Penutup:

Dark factory bukan sekadar fantasi film fiksi ilmiah — ia adalah kenyataan yang sudah hadir. Di balik kecanggihan dan efisiensinya, kita perlu merenungkan: bagaimana kita sebagai masyarakat akan beradaptasi? Apakah kita siap menghadapi industri tanpa manusia dan tanpa cahaya?

Beberapa Tulisan Ilmiah dari Penulis :

Kartika, A., Sabrina, H., & Prayudi, A. (2025). Pengaruh Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Zulaikha Bika Ambon Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/762

Zafitri, A. A., Prayudi, A., & Pribadi, T. (2025). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan SDM Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ikapharmindo Putramas Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/784

Siregar, M. Y., Sari, W. P., Prayudi, A., & Alfifto. (2025). Increasing the MSMEs performance through cutting edge innovation capability. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/35560

Prayudi, A., Badewin, B., Machdie, M., & Arifansyah, A. (2024). The Role of Ethical Leadership, Corporate Culture, Employee Empowerment, and Organizational Commitment on Employee Productivity: Case Study of State Owned Enterprise Employee. Retrieved from https://ijble.com/index.php/journal/article/view/929

Fahira, N., Marbun, P., Prayudi, A., & Siregar, M. Y. (2024). The Effect Of Profitability, Investment Decisions And Corporate Social Responsibility On Company Value In Healthcare Companies Listed On The Idx From 2018-2022. Retrieved from https://ijerfa.afdifaljournal.com/index.php/ijerfa/article/view/240

Prayudi, A., Sitompul, G. A., & Anwar, A. (2024). The Relationship Between Organizational Commitment, Professional Development, and Job Performance of Educators in Public Universities. Retrieved from https://ijble.com/index.php/ieti/article/view/899

Prayudi, A., Siregar, N. S. S., Rambe, Y. S., Yusnini, Y., Sari, W. P., & Rosalina, D. (2024). Inovasi Limbah Kayu Sungai Batang Serangan Untuk Meningkatkan Kesejaahteraan Masyarakat Desa Sei Serdang. Retrieved from https://ojs.uma.ac.id/index.php/pelitamasyarakat/article/view/12878

Hasanah, S. U., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Financial Literacy and Investment Risk on Investment Interests in the Capital Market (Case Study of MSMEs Assisted by Bank Indonesia of North Sumatra Province in Medan City). Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/71

Azmi, N., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Corporate Social Responsibility (CSR) and Profitability on the Value of Banking Companies Listed on the IDX in the 2018-2022 Period. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/114

Sartika, M., Alfifto, & Prayudi, A. (2024). The Influence of Content Marketing and Lifestyle on Purchase Decisions for the Tiktok Application in the Medan Area District. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/116

Narima, Prayudi, A., Sagita, S., Siregar, M. M., Simbolon, S. M., & Siregar, N. A. (2024). Analisis Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22281

Siallagan, D. A., & Prayudi, A. (2024). PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018 – 2022. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22085

Purba, Y., Prayudi, A., & Syahriandi, S. (2023). Pengaruh Manajmen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018 – 2021. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/20180

Siregar, N. S. S., Prayudi, A., Sari, W. P., Rosalina, D., & Pratama, I. (2023). The role of social media literacy for micro small medium enterprises (MSMEs) and innovation in Developing Tourism Village in Indonesia. Retrieved from https://socialspacejournal.eu/menu-script/index.php/ssj/article/view/220

Prayudi, A., Zega, Y., & Nasution, I. (2023). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Indonesia Abadi Jaya. Jurnal Sains Dan Teknologi5(1), 37-43. Retrieved from https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/sai

Komariyah, I., Prayudi, A., Edison, E., & Laelawati, K. (2023). THE RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMPETENCE WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN EMPLOYEES OF BUMD BINJAI, NORTH SUMATRA. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen16(2), 210-218. doi: 10.23969/jrbm.v16i2.7572

Sari, W., & Prayudi, A. (2023). Can Competitive Intensity Act a Bridge between Institutional Pressures and Corporate Financial Performance in Indonesia’s Footwear Industry? A Structural Equation Modelling Approach. Transnational Marketing Journal11(1), 199-212. Retrieved from http://transnationalmarket.com/menu-script/index.php/transnational/article/view/323

Pengaruh Kepemimpinan tranformasional, budaya organiasi, kopentensi karyawan terhadap loyalitas karyawan di Badan Usaha Milik Daerah – repo unpas. (2023). Retrieved 27 August 2023, from http://repository.unpas.ac.id/62662/

Ahmad Prayudi, & Imas Komariyah. (2023). THE IMPACT OF WORK MOTIVATION, WORK ENVIRONMENT, AND CAREER DEVELOPMENT ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION. Jurnal Visi Manajemen9(1), 100-112. doi: 10.56910/jvm.v9i1.268

Pratiwi, H., PRAYUDI, A., SINAGA, K., MAHYUDANIL, M., & ADITI, B. (2022). PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. HERFINTA FARM AND PLANTATION. Journal Of Global Business And Management Review4(2), 72. doi: 10.37253/jgbmr.v4i2.7268

Pratiwi, H., Mendrofa, S., Zega, Y., Prayudi, A., & Sulaiman, F. (2022). Budaya Organisasi Dan Stress Kerja: Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan PT. Herfinta Farm And Plantation. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(2), 505-511. doi: 10.47065/ekuitas.v4i2.2592

Amelia, W., Prayudi, A., Khairunnisak, K., Pratama, I., & Febrizaldy, F. (2022). Edukasi Warga Desa Sembahe Baru Dalam Rangka Peningkatan Penghasilan Melalui Ekonomi Kreatif Pengolahan Sampah Plastik. Pelita Masyarakat4(1), 92-100. doi: 10.31289/pelitamasyarakat.v4i1.7378

Sinaga, R., Sinaga, K., Prayudi, A., Pratiwi, H., & Sulaiman, F. (2022). Kepuasan Pelanggan sebagai Faktor Kualitas Pelayanan PT. Mada Graha Nagata dengan Multi Attribute Attitude Model. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(1), 198-202. doi: 10.47065/ekuitas.v4i1.2086

Chairunnisa, S., & Prayudi, A. (2022). Pengaruh Fluktuasi Kurs Mata Uang terhadap Harga Saham Pt. Bank Central Asia, Tbk di Indonesia. Economics, Business And Management Science Journal2(2), 108-116. doi: 10.34007/ebmsj.v2i2.293

Prayudi, A. (2022). ANALISIS PENGARUH PENGGAJIAN, FASILITAS KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA BINJAI. JURNAL MANAJEMEN8(1), 17-30. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/154

 

Maklon dalam Industri : Alternatif Strategi Produksi di Era Modern

Apa Itu Maklon?

Maklon berasal dari kata Belanda “maken” yang berarti “membuat” atau “memproduksi”. Dalam konteks industri, maklon merujuk pada kegiatan produksi barang yang dilakukan oleh pihak ketiga berdasarkan permintaan dan spesifikasi dari pemilik merek (brand owner). Jadi, perusahaan A bisa memproduksi produk atas nama perusahaan B, sesuai kesepakatan kontrak kerja sama.

Istilah internasional dari maklon adalah contract manufacturing. Di sinilah pabrik atau produsen kontrak mengambil alih proses produksi, sementara pemilik merek dapat fokus pada riset pasar, pemasaran, dan distribusi.

Fenomena Maklon di Dunia Industri

Fenomena maklon muncul sebagai respons terhadap kebutuhan efisiensi biaya, fleksibilitas produksi, dan percepatan time-to-market. Banyak perusahaan rintisan (startup) hingga korporasi besar memilih menggunakan jasa maklon karena:

  • Mengurangi investasi awal untuk pabrik, alat produksi, dan tenaga kerja.

  • Fokus pada core business seperti branding dan pemasaran.

  • Skalabilitas: mudah menambah volume produksi tanpa harus memperluas fasilitas sendiri.

  • Akses ke teknologi dan keahlian manufaktur yang lebih baik dari pihak ketiga.

Maklon banyak digunakan di industri kosmetik, makanan dan minuman, farmasi, hingga fashion. Bahkan, beberapa brand global seperti Nike dan Apple menggunakan sistem ini—memproduksi barangnya di pabrik rekanan di negara lain.

Siapa yang Memperkenalkan Konsep Maklon?

Secara historis, konsep contract manufacturing sudah berkembang sejak era Revolusi Industri, namun makin berkembang pada pertengahan abad ke-20, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa. Konsep ini mulai populer seiring meningkatnya biaya produksi di negara-negara maju. Perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, HP, dan General Motors mulai memanfaatkan jasa produsen luar untuk efisiensi.

Di Indonesia, istilah “maklon” mulai dikenal luas pada tahun 1990-an, terutama di sektor industri kosmetik dan makanan. Beberapa pelopor awal industri maklon di Indonesia datang dari perusahaan kosmetik dan farmasi yang melihat peluang untuk menyediakan jasa produksi bagi merek lokal maupun internasional.

Keuntungan dan Risiko Menggunakan Jasa Maklon

Seperti strategi bisnis lainnya, penggunaan jasa maklon punya kelebihan dan tantangan tersendiri.

Keuntungan:

  1. Efisiensi Biaya
    Tidak perlu membangun pabrik sendiri, membeli mesin produksi, atau merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar.

  2. Fokus pada Inti Bisnis
    Perusahaan bisa lebih fokus pada pengembangan produk, pemasaran, dan branding.

  3. Produksi Cepat dan Fleksibel
    Cocok untuk startup atau bisnis kecil yang ingin menguji pasar lebih dulu tanpa investasi besar.

  4. Kualitas Produksi Profesional
    Pabrik maklon biasanya sudah memiliki sistem quality control dan standar produksi yang baik.

  5. Skalabilitas
    Volume produksi bisa ditingkatkan kapan saja sesuai pertumbuhan bisnis.

Risiko:

  1. Ketergantungan pada Pihak Ketiga
    Jika mitra maklon mengalami masalah, proses produksi Anda ikut terganggu.

  2. Kontrol Kualitas
    Anda harus memastikan pabrik maklon konsisten menjaga standar kualitas sesuai ekspektasi.

  3. Isu Kerahasiaan Produk
    Perlu kontrak dan NDA (Non-Disclosure Agreement) untuk menjaga formulasi atau ide produk tidak disalahgunakan.

  4. Masalah Kepatuhan Hukum dan Regulasi
    Jika pabrik maklon tidak memenuhi aturan hukum seperti izin BPOM atau halal, merek Anda bisa terkena dampaknya.

Regulasi Maklon di Indonesia

Dalam praktik maklon, perusahaan harus memperhatikan regulasi yang berlaku, terutama untuk produk yang dikonsumsi atau digunakan masyarakat secara langsung.

  1. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
    Wajib untuk produk makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi. Nomor izin edar harus diajukan, meski diproduksi oleh pihak ketiga.

  2. Sertifikasi Halal dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal)
    Semakin penting, terutama untuk produk makanan/minuman dan kosmetik yang ingin diterima pasar luas di Indonesia.

  3. Pendaftaran Merek di DJKI
    Meskipun produk dibuat oleh pihak lain, merek tetap harus didaftarkan secara resmi oleh pemilik merek.

  4. Kontrak Kerja Sama yang Jelas
    Termasuk tentang hak kekayaan intelektual, volume produksi, sistem pembayaran, dan tanggung jawab atas kerusakan atau pengembalian produk.

Studi Kasus: Sukses Berbisnis Lewat Maklon

Contoh 1: Brand Kosmetik Lokal
Banyak merek kosmetik lokal di Indonesia, seperti Scarlett, Emina, dan Somethinc, menggunakan jasa maklon dari pabrik bersertifikasi BPOM dan halal. Mereka fokus pada branding dan marketing melalui media sosial, sementara produksi ditangani pihak ketiga yang profesional.

Contoh 2: Produk Herbal dan Suplemen
Perusahaan suplemen seperti Herbana atau Kino juga memanfaatkan pabrik maklon untuk skala produksi besar, terutama ketika ingin menembus pasar ekspor.

Pelajaran Penting:
Maklon bukan hanya solusi bagi pemula, tetapi juga jalan efisien bagi perusahaan besar yang ingin mempercepat peluncuran produk baru.

Tips Memilih Mitra Maklon yang Tepat

Sebelum memutuskan bekerja sama dengan pabrik maklon, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  1. Legalitas dan Sertifikasi
    Pastikan pabrik memiliki izin BPOM, sertifikat halal, dan standar seperti ISO atau GMP.

  2. Pengalaman dan Portofolio
    Lihat siapa saja klien mereka sebelumnya. Apakah sudah pernah memproduksi produk sejenis milik Anda?

  3. Kemampuan R&D
    Pabrik maklon yang baik biasanya punya tim Research and Development yang bisa bantu Anda mengembangkan formula produk.

  4. Minimum Order Quantity (MOQ)
    Cek apakah jumlah minimum produksi sesuai dengan kemampuan dan rencana bisnis Anda.

  5. Transparansi Harga dan Proses
    Hindari pabrik yang tidak terbuka soal harga bahan baku, proses produksi, atau sistem quality control

Kesimpulan

Maklon bukan hanya sebuah model bisnis alternatif, melainkan bagian dari strategi manajemen rantai pasok modern. Di tengah persaingan global, maklon memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif, fleksibel, dan fokus pada keunggulan inti mereka. Maka tak heran, fenomena maklon kini menjadi bagian penting dalam ekosistem manufaktur, baik di tingkat lokal maupun global.

Beberapa Tulisan Ilmiah dari Penulis :

Kartika, A., Sabrina, H., & Prayudi, A. (2025). Pengaruh Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Zulaikha Bika Ambon Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/762

Zafitri, A. A., Prayudi, A., & Pribadi, T. (2025). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan SDM Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ikapharmindo Putramas Medan. Retrieved from https://journal.mahesacenter.org/index.php/ebmsj/article/view/784

Siregar, M. Y., Sari, W. P., Prayudi, A., & Alfifto. (2025). Increasing the MSMEs performance through cutting edge innovation capability. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/35560

Prayudi, A., Badewin, B., Machdie, M., & Arifansyah, A. (2024). The Role of Ethical Leadership, Corporate Culture, Employee Empowerment, and Organizational Commitment on Employee Productivity: Case Study of State Owned Enterprise Employee. Retrieved from https://ijble.com/index.php/journal/article/view/929

Fahira, N., Marbun, P., Prayudi, A., & Siregar, M. Y. (2024). The Effect Of Profitability, Investment Decisions And Corporate Social Responsibility On Company Value In Healthcare Companies Listed On The Idx From 2018-2022. Retrieved from https://ijerfa.afdifaljournal.com/index.php/ijerfa/article/view/240

Prayudi, A., Sitompul, G. A., & Anwar, A. (2024). The Relationship Between Organizational Commitment, Professional Development, and Job Performance of Educators in Public Universities. Retrieved from https://ijble.com/index.php/ieti/article/view/899

Prayudi, A., Siregar, N. S. S., Rambe, Y. S., Yusnini, Y., Sari, W. P., & Rosalina, D. (2024). Inovasi Limbah Kayu Sungai Batang Serangan Untuk Meningkatkan Kesejaahteraan Masyarakat Desa Sei Serdang. Retrieved from https://ojs.uma.ac.id/index.php/pelitamasyarakat/article/view/12878

Hasanah, S. U., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Financial Literacy and Investment Risk on Investment Interests in the Capital Market (Case Study of MSMEs Assisted by Bank Indonesia of North Sumatra Province in Medan City). Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/71

Azmi, N., Prayudi, A., & Sihombing, T. P. (2024). The Influence of Corporate Social Responsibility (CSR) and Profitability on the Value of Banking Companies Listed on the IDX in the 2018-2022 Period. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/114

Sartika, M., Alfifto, & Prayudi, A. (2024). The Influence of Content Marketing and Lifestyle on Purchase Decisions for the Tiktok Application in the Medan Area District. Retrieved from https://proceeding.pancabudi.ac.id/index.php/ICEEGLOF/article/view/116

Narima, Prayudi, A., Sagita, S., Siregar, M. M., Simbolon, S. M., & Siregar, N. A. (2024). Analisis Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22281

Siallagan, D. A., & Prayudi, A. (2024). PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018 – 2022. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/22085

Purba, Y., Prayudi, A., & Syahriandi, S. (2023). Pengaruh Manajmen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018 – 2021. Retrieved from https://journal.um-surabaya.ac.id/Mas/article/view/20180

Siregar, N. S. S., Prayudi, A., Sari, W. P., Rosalina, D., & Pratama, I. (2023). The role of social media literacy for micro small medium enterprises (MSMEs) and innovation in Developing Tourism Village in Indonesia. Retrieved from https://socialspacejournal.eu/menu-script/index.php/ssj/article/view/220

Prayudi, A., Zega, Y., & Nasution, I. (2023). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Indonesia Abadi Jaya. Jurnal Sains Dan Teknologi5(1), 37-43. Retrieved from https://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/sai

Komariyah, I., Prayudi, A., Edison, E., & Laelawati, K. (2023). THE RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMPETENCE WITH ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN EMPLOYEES OF BUMD BINJAI, NORTH SUMATRA. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen16(2), 210-218. doi: 10.23969/jrbm.v16i2.7572

Sari, W., & Prayudi, A. (2023). Can Competitive Intensity Act a Bridge between Institutional Pressures and Corporate Financial Performance in Indonesia’s Footwear Industry? A Structural Equation Modelling Approach. Transnational Marketing Journal11(1), 199-212. Retrieved from http://transnationalmarket.com/menu-script/index.php/transnational/article/view/323

Pengaruh Kepemimpinan tranformasional, budaya organiasi, kopentensi karyawan terhadap loyalitas karyawan di Badan Usaha Milik Daerah – repo unpas. (2023). Retrieved 27 August 2023, from http://repository.unpas.ac.id/62662/

Ahmad Prayudi, & Imas Komariyah. (2023). THE IMPACT OF WORK MOTIVATION, WORK ENVIRONMENT, AND CAREER DEVELOPMENT ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION. Jurnal Visi Manajemen9(1), 100-112. doi: 10.56910/jvm.v9i1.268

Pratiwi, H., PRAYUDI, A., SINAGA, K., MAHYUDANIL, M., & ADITI, B. (2022). PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. HERFINTA FARM AND PLANTATION. Journal Of Global Business And Management Review4(2), 72. doi: 10.37253/jgbmr.v4i2.7268

Pratiwi, H., Mendrofa, S., Zega, Y., Prayudi, A., & Sulaiman, F. (2022). Budaya Organisasi Dan Stress Kerja: Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan PT. Herfinta Farm And Plantation. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(2), 505-511. doi: 10.47065/ekuitas.v4i2.2592

Amelia, W., Prayudi, A., Khairunnisak, K., Pratama, I., & Febrizaldy, F. (2022). Edukasi Warga Desa Sembahe Baru Dalam Rangka Peningkatan Penghasilan Melalui Ekonomi Kreatif Pengolahan Sampah Plastik. Pelita Masyarakat4(1), 92-100. doi: 10.31289/pelitamasyarakat.v4i1.7378

Sinaga, R., Sinaga, K., Prayudi, A., Pratiwi, H., & Sulaiman, F. (2022). Kepuasan Pelanggan sebagai Faktor Kualitas Pelayanan PT. Mada Graha Nagata dengan Multi Attribute Attitude Model. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS)4(1), 198-202. doi: 10.47065/ekuitas.v4i1.2086

Chairunnisa, S., & Prayudi, A. (2022). Pengaruh Fluktuasi Kurs Mata Uang terhadap Harga Saham Pt. Bank Central Asia, Tbk di Indonesia. Economics, Business And Management Science Journal2(2), 108-116. doi: 10.34007/ebmsj.v2i2.293

Prayudi, A. (2022). ANALISIS PENGARUH PENGGAJIAN, FASILITAS KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PD. PEMBANGUNAN KOTA BINJAI. JURNAL MANAJEMEN8(1), 17-30. Retrieved from http://www.ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/154